Teknik
baru ditemui untuk membantu para suami yang inginkan anak sendiri
tetapi menghadapi masalah kesuburan. Teknik tersebut menggunakan sperma
dari jaringan kulit manusia.
Dengan sperma dari tisu kulit itu, kaum lelaki yang infertil diharapkan
suatu hari mampu memiliki anak-anak dari genetik mereka
sendiri.Penemuan ini diharapkan dapat menjadi terobosan bagai pil ajaib
untuk mengubati infertilitas pada Kaum Adam.
Namun penelitian ini juga menemui masalah moral dan etika. Pengkeritik berpendapat bahawa salah jika menciptakan kehidupan melalui cara-cara yang artifisial. Walaupun begitu, percubaan ini adalah bukti dari konsep bahawa sel induk dapat menghasilkan setiap sel dalam tubuh, tidak hanya puluhan jaringan yang membentuk tubuh manusia, tetapi juga sel-sel telur dan sperma yang baru.
Namun penelitian ini juga menemui masalah moral dan etika. Pengkeritik berpendapat bahawa salah jika menciptakan kehidupan melalui cara-cara yang artifisial. Walaupun begitu, percubaan ini adalah bukti dari konsep bahawa sel induk dapat menghasilkan setiap sel dalam tubuh, tidak hanya puluhan jaringan yang membentuk tubuh manusia, tetapi juga sel-sel telur dan sperma yang baru.
Success: The technique has been developed by scientists at the University of Pittsburgh's School of Medicine
Para
ilmuwan Amerika itu menggunakan campuran bahan kimia khusus untuk
mengembalikan 'jam biologis' di dalam sel kulit yang mengubahnya
menjadi sel dengan kekuatan seperti sel induk embrionik.
Mereka
kemudian menggunakan kombinasi nutrisi untuk mengarah campuran tersebut
berkembang menjadi sel-sel bulat yang memerlukan beberapa langkah
menjadi sperma yang matang dan secara genetik terlihat normal.
Teknik
ini masih memerlukankan waktu bertahun-tahun untuk digunakan diklinik
dan memiliki hukum sendiri, laboratorium perkembangan sperma sudah
dilarang digunakan di Inggris.
Namun dalam jangka pendek detailnya boleh dilihat dalam laporan Journal Cells, yang mengarahkan sebagai ubat baru untuk infertilitas.
Satu
dari enam pasangan di dalam keluarga memiliki masalah infertilitas
pada pasangan lelakinya sebanyak 40 persen. Hampir sepertiga daripada
kes tidak ada yang tahu kesalahan ata masalah mereka yang sebenarnya. [dailymail]